Thursday, October 18, 2007
Menari
Menari, adalah suatu hal yang tidak asing lagi. Sejak kecil bapak-ibu sudah mendorong kami, 4 orang anaknya untuk belajar menari, terutama tari jawa. Dari sejak TK, lalu selama usia sekolah dasar dan menengah , bapak mendatangkan guru les privat tari Jawa gaya Surakarta untuk mengajar kami di rumah.
Beberapa jenis tarian kami pelajari, diantaranya tari dasar seperti Golek, Bondan, Gambyong kemudian tari laki-laki alusan Gambiranom, Bambangan Cakil hingga tari gagahan Menakjinggo Dayun, Klono, Klono Topeng sampai tari kreasi baru Merak, Satria dll. Tak ketinggalan tari Jawa Timur, Ngremo dan Jejer Banyuwangi.
Gerakan tari Jawa, untuk seorang wanita, cenderung halus, mengalir, langkahnya kecil-kecil, sangat feminin dan pantang mengangkat tangan. Berbeda dengan gerakan tari laki-laki yang dibawakan seorang wanita, biarpun gagah tapi terkesan feminin dengan gerakannya yang halus.
Selain melatih olah tubuh, berlatih tari, berarti berlatih kesabaran juga. Gerakan harus sesuai dengan nada gending gamelan, berati kita harus peka juga dengan nada musik gamelan agar sesuai dengan gerakan tari.
Rasanya tidak-lah cukup hanya mengenal tari klasik Jawa. Untuk pergaulan perlu juga mengenal jenis-jenis tari pergaulan Barat, apalagi kami sekarang tinggal di New York. Itulah sebabnya kami sekeluarga sekarang mencoba untuk belajar salsa, cha-cha, swing, jive, rumba, tango dan waltz di Fred Astaire Dance Studio Manhattan.
Awalnya saya dan suami ikut menemani Mitha, anak kami, belajar menari agar dia punya satu ketrampilan tari dan melatih percaya dirinya. Ternyata belajar ballroomdance sangat menyenangkan. Sekarang, bukan hanya Mitha, kami orang tua-nya pun sudah jatuh hati dengan jenis tarian ini.
Tidak ada ruginya kita belajar menari, bahkan banyak sekali manfaatnya untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Belajar untuk tampil di depan orang banyak dan belajar percaya diri. Dan percaya atau tidak..., sebagai obat penghilang stress.....
Bila ingat saat awal belajar menari, saya ingat almarhum Bapak. Terimakasih pak, telah memberikan bekal, kesempatan dan mendorong kami untuk belajar menari. Warisan yang tidak akan hilang......
Subscribe to:
Posts (Atom)