Tuesday, August 14, 2007

BAHAMAS, Paradise Island

Di depan Booth Indonesia, Rini (no. 4 dari kiri),
bersama tim Indonesia yang dipimpin Duta Besar LBBP Bp. Rezlan Ishar Jenie (berdiri ditengah).

Bulan Oktober 2006 lalu selama 4 hari , saya berkesempatan mengunjungi Bahamas. Bersama rombongan dari Staf PTRI New York dan 3 rekan dari DWP PTRI New York (Ny. Veni Cassidy, Ny. Ismi Rachmianto, Ny. Neny Subarnas dan saya) ikut berpartisipasi dalam “The IX International Food and Cultural Week” yang berlangsung pada tanggal 21 – 22 Oktober 2006 di Botanical Garden, Nassau – Bahamas. Rombongan kecil kami dipimpin langsung oleh WATAPRI New York saat itu, Bapak Rezlan Ishar Jenie. Keikutsertaan Indonesia kali ini bertujuan untuk lebih mempromosikan dan mengenalkan kebudayaan, turisme dan produk-produk Indonesia. Tak heran jika “booth” Indonesia sarat dengan kerajinan Indonesia (terutama batik), makanan Indonesia (sate, nasi goreng, mie goreng, dan lain-lain) serta pamflet promosi pariwisata Indonesia yang selalu ramai diserbu pengunjung. Tampilan 'booth' Indonesia ini di disain dan dirancang oleh Mitha Hariyanta.
Mitha sedang melukis disain booth Indonesia

Indonesia juga menampilkan dua tarian dari daerah Bali yang ditarikan oleh dua Penari dari grup Gamelan Bali Dharma Swara. Kali ini, mengulang sukses dua tahun sebelumnya, “booth” Indonesia menjadi juara I Booth Asia dan juara II umum. Prestasi yang cukup membanggakan karena acara ini diikuti oleh 36 negara dari 5 benua dan 89 perusahaan dan instansi di Bahamas.

Disela-sela sibuknya mempersiapkan kegiatan tersebut saya berkesempatan melongok lebih jauh kota Nassau di Bahamas yang mendapat julukan Paradise Island.
Bahamas – dari kata baja mar dalam bahasa Spanyol yang berarti shallow seas atau ba-ha-ma dalam bahasa Lucayan (penduduk asli Bahamas) yang berarti large upper middle land-, merupakan negara Commonwealth yang beribukota di Nassau. Negara yang berpenduduk sekitar 350.000 jiwa ini mempunyai pulau – pulau kecil yang berpasir putih, yang terkenal di antaranya adalah Cat Island, Crocked Island dan Harbour Island serta terletak di Samudra Atlantik, berbatasan dengan Amerika Serikat, Cuba dan Karibia.

Terkenal dengan keindahan pantainya dan letaknya yang tidak terlalu jauh dari Amerika maka banyak warga negara Amerika yang tinggal atau mempunyai villa di Bahamas. Konon apabila musim dingin di Amerika tiba banyak warganya yang ‘mengungsi’ ke Bahamas. Masih ingat mendiang Ann Nicole Smith? Ia-pun mempunyai villa mewah di Nassau. Tak heran, karena lebih dari 300 hari setahun, negara tropis ini pada siang hari disinari matahari yang cerah dengan tiupan air laut yang sejuk. Sayang, hampir setiap tahun diterpa hurricane/badai yang cukup dasyat.

Beruntung, kami menginap di Sun Rise Beach Club yang berada di pinggir pantai. Dari balkon kami bisa melihat wisatawan yang sedang berjemur di pantai, berenang, menyelam, memacu boat-nya di laut, parasailing atau sekedar berjalan-jalan dipinggir pantai seperti yang saya lakukan. Pantainya sangat bersih dengan pasirnya yang putih dan air laut yang biru jernih.

Saya sempatkan pula singgah di Atlantis Hotel, yang diilhami dari kata Atlantis – benua yang hilang-. Hotel ini sangat besar dan luas, dari kejauhan bentuk gedungnya melengkung dengan dihiasi menara-menara seperti puri dan dikelilingi oleh Paradise Beach dan Atlantis Beach serta danau-danau buatan yang sangat indah, antara lain Paradise Lagoon yang dihuni ikan-ikan kecil dengan warna-warna yang cantik, Stingray Lagoon yang dihuni ikan pari jenis Spotted Eagle Ray, Hibiscus Lagoon yang dihuni kura-kura Bahamas serta Mayan Temple Lagoon yang dihuni ikan-ikan hiu jenis Carribean Reef, Silky Sharks dan Nurse Sharks. Indah sekali!. Di dalam Atlantis hotel tersedia pula obyek wisata menarik, di lantai bawah, di Great Hall of Waters terdapat akuarium besar yang dihiasi oleh berbagai jenis ikan air laut seperti Snapper, Ubur-ubur, Lobster dan lain-lain. Di luar hotel tersedia pula surga permainan air untuk anak-anak, Aquaventure, yang dibangun sangat modern serta Dolphin Cay, apabila beruntung di sini kita dapat menyaksikan saat lumba-lumba tersebut diberi makan.

Di Paradise Island Casino yang sangat luas, masih di dalam hotel Atlantis, tersebar ratusan slot aneka mesin kasino. Suasananya sangat ramai, suara pekikan dan teriakan gembira pengunjung berbaur dengan suara nyaring mesin kasino, lentingan koin dan aroma Kalik Beer (bir Bahamas) menambah meriah suasana, mengingatkan kami pada suasana di Las Vegas. Bagi yang senang mencoba aneka makanan enak, Atlantis Hotel salah satu tempatnya karena di sini terdapat Nobu, restoran Jepang yang terkenal enak, dan Mesa Grill, restoran milik Chef Bobby Flay yang terkenal di televisi Food Channel.

Berjalan dibelakang hotel menyusuri Atlantis Marina yang dipenuhi deretan kapal-kapal layar , berjejer deretan restoran dari Carmine’s Italian Restaurant hingga Burger Johny Rocket dan toko-toko dari Versace hingga Dooney & Bourke serta stand-stand cinderamata di kompleks Marina Village. Kami putuskan untuk mencoba Bahamian Conch (daging dari kerang besar) di Bimini Restaurant, saya memesan Conch salad, irisan daging conch yang dicampur irisan mangga, jagung manis dan selada yang segar rasanya, sepiring ikan mahi-mahi bakar serta segelas virgin pinacolada. Di teras restoran, satu grup band memainkan lagu-lagu Latin mengiringi pengunjung menikmati makanan.

Siang hari, dengan menyewa satu mobil mini van, kami menyusuri jalan-jalan di Nassau yang tidak terlalu lebar, banyak tikungan dan agak berdebu. Bangunan-bangunan bersejarah di kota ini, seperti Christ Church Cathedral, Parliament Square dan Government House merupakan perpaduan arsitektur Spanyol dan Inggris. Tak heran karena jaman dahulu penduduk asli Bahamas, Lucayan, pernah mengadakan kontak dengan bangsa Spanyol saat Christopher Columbus singgah di daerah tersebut hingga kemudian sekitar tahun 1700-an Inggris datang di kepulauan Bahamas hingga Bahamas menjadi bagian Negara Commonwealth Inggris.

Ingat pesan seorang teman, bila berkunjung ke Bahamas belum afdol kalau belum mencicipi Rum Cake-nya selanjutnya kami singgah di toko souvenir di Bay Street. Selain Rum Cake dan barang-barang kerajinan khas Bahamas yang terbuat dari kulit kerang di sini juga dijual aneka baju dan kain lilit/kain pantai dengan warna-warna yang cerah. Ternyata baju-baju dan kain-kain tersebut sebagian besar buatan Indonesia!. Di toko ini ada beberapa jenis Rum Cake yang dijual, Original Bacardi Rum Cake, Chocolate Rum Cake, Coconut Rum Cake dan Vanilla Rum Cake. Setelah mencicipi beberapa potong irisan contoh rasa kue tersebut saya putuskan membeli dua kaleng sedang Chocolate Rum Cake.

Sayang kami tidak bisa melihat dan menikmati Junkanoo, musik dan tari tradisional Bahamas yang biasanya tampil dan berparade disepanjang Bay Street memeriahkan hari kemerdekaan Bahamas di bulan Juli.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, empat hari sudah kami di Bahamas, negara dengan pantai-pantainya yang cantik….

(Pernah dimuat di Kompas Cyber Media)

No comments: